Bulukumba – Pemerintah Kabupaten Bulukumba bersama Perum Bulog telah menyalurkan 529 ton beras kepada 26.456 Keluarga Penerima Bantuan Pangan (PBP) untuk alokasi Juni dan Juli 2025. Bantuan yang disalurkan ke 136 desa dan kelurahan di 10 kecamatan ini ditujukan bagi masyarakat kurang mampu.
Namun, di balik distribusi besar-besaran ini, masih ditemukan sejumlah persoalan di lapangan.
Aktivis sosial Bulukumba, Andi Saiful, menyebut program bantuan pangan ini rawan penyimpangan jika tidak diawasi secara serius. Ia mengingatkan bahwa data penerima manfaat sering kali tidak sesuai kondisi riil di masyarakat.
“Banyak yang sudah mapan, masih dapat. Tapi yang betul-betul butuh, justru tidak kebagian. Ini cacat data, dan menunjukkan lemahnya pengawasan di tingkat bawah,” ujarnya tegas, Selasa (22/7).
Andi Saiful menekankan pentingnya pembaharuan data secara berkala serta keterlibatan aktif pemerintah desa dalam mengoreksi kesalahan distribusi. Ia bahkan menyebut distribusi bantuan ini bisa jadi lahan penyalahgunaan wewenang, jika tidak transparan.
Menurut Andi Saiful, yang menerima keluhan dari warga di salah satu desa di Bulukumba. Menurutnya, ada ketimpangan dalam pembagian beras. “Yang tidak layak dapat, sementara yang miskin malah ditinggal. Ini jelas tak adil,” ungkapnya.
Ia mendesak agar Dinas PMD tidak hanya duduk di belakang meja, tetapi turun langsung ke desa-desa untuk mengecek kebenaran di lapangan. Jika tidak, maka program bantuan pangan ini hanya akan menjadi seremoni penuh pujian, tapi minim manfaat bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
Distribusi bantuan pangan ini sejatinya bertujuan untuk menjaga ketahanan pangan dan meringankan beban warga miskin. Namun, tanpa pengawasan dan pembenahan data, niat baik pemerintah bisa ternoda oleh praktik yang tidak adil.
“Jangan jadikan bantuan beras ini sebagai panggung pencitraan. Rakyat butuh keadilan, bukan sekadar karung beras yang dibagikan asal-asalan,” tutup Andi Saiful.
Masyarakat berharap agar ke depan, distribusi bantuan seperti ini dijalankan secara terbuka, akuntabel, dan benar-benar berpihak kepada yang paling membutuhkan.*