Dari Gubuk Sederhana Menuju Puncak Wisuda, Kisah Haru Sri Wulandari yang Menggetarkan Hati

Beritabaru.com.Bolmut, Sulawesi UtaraDi sebuah sudut desa kecil bernama Ollot II, Kecamatan Bolangitang Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut), Sulawesi Utara, sebuah kisah luar biasa lahir dari perjuangan dan cinta yang tak berujung. Sri Wulandari Lomuli, atau Wulan, mencuri perhatian ribuan hati di media sosial ketika fotonya berpose dengan toga di depan gubuk sederhana viral. Namun, di balik senyum bahagia itu, ada cerita penuh haru yang membuat siapa pun terdiam, terinspirasi, bahkan meneteskan air mata.

Wulan baru saja menyandang gelar Sarjana Peternakan (S.Pt.) dari Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado. Namun, perjalanan menuju titik ini bukanlah hal yang mudah. Ayahnya, seorang petani sederhana yang hidup dengan keterbatasan penglihatan, menjadi tulang punggung keluarga. Meski hidup dalam keterbatasan, ia tak pernah menyerah untuk mewujudkan mimpi anaknya.

Dengan hasil panen dari kebun kecil, sang ayah bekerja keras membiayai pendidikan Wulan hingga ke perguruan tinggi. Setiap butir keringat yang jatuh, setiap langkah tertatih yang ia tempuh, semuanya dilakukan demi masa depan sang anak. “Papa selalu bilang, pendidikan adalah bekal terbaik yang bisa diberikan. Dan aku akan membuktikan itu,” ungkap Wulan dengan suara bergetar.

Setelah menyelesaikan sidang skripsinya, Wulan tidak memilih gedung megah atau pesta besar untuk merayakan kelulusannya. Ia memilih pulang ke rumah. Di depan gubuk mereka yang sederhana, dengan toga yang melambangkan perjuangan bertahun-tahun, Wulan berlutut di hadapan orang tuanya, mengucapkan terima kasih yang mendalam.

“Terima kasih papa mama, ini semua berkat kalian. Dari rumah kecil ini, aku belajar bahwa cinta dan pengorbanan jauh lebih besar daripada segalanya,” tulis Wulan dalam unggahannya di media sosial.

Foto itu viral dalam sekejap, menggetarkan hati ribuan orang. Komentar demi komentar membanjiri unggahannya, memuji perjuangan Wulan dan orang tuanya. “Bukan rumah megah yang membuat seseorang besar, tapi hati yang penuh cinta dan pengorbanan,” tulis seorang netizen.

Kisah ini adalah pengingat bagi kita semua bahwa keterbatasan bukanlah akhir dari segalanya. Wulan dan ayahnya telah membuktikan bahwa impian dapat terwujud dengan kerja keras, doa, dan cinta tanpa syarat. Dari gubuk kecil itu, lahir sebuah cerita besar yang menginspirasi dunia.

Bagi Wulan, toga yang ia kenakan bukan sekadar simbol kelulusan, melainkan bukti cinta orang tua yang tak lekang oleh waktu. “Aku hanya ingin mereka bangga. Papa selalu bilang, selama kita tidak menyerah, Tuhan akan membuka jalan,” ucap Wulan dengan senyum penuh harapan.

Kini, Wulan berdiri sebagai bukti bahwa dari keterbatasan, harapan besar bisa tumbuh dan membawa perubahan. Dan bagi ayahnya, gubuk sederhana itu telah melahirkan seorang anak yang akan membawa mimpi keluarga mereka menuju masa depan yang lebih baik.**

 

Pos terkait