GPK Aliansi Tepi Barat Audiensi dengan Polresta Magelang: Tuntut Ketegasan dalam Kasus Kekerasan Seksual di Pesantren dan Kenakalan Remaja

BERITABARU.COM.MAGELANG – Gerakan Pemuda Ka’bah (GPK) Aliansi Tepi Barat Magelang mendatangi Polresta Magelang pada Rabu (12/2/2025) dalam audiensi yang membahas isu-isu krusial. Puluhan perwakilan GPK menuntut ketegasan aparat dalam menangani kasus kekerasan seksual di pondok pesantren, serta mengatasi maraknya peredaran minuman keras dan kenakalan remaja yang semakin meresahkan.

Dalam audiensi ini, rombongan GPK dipimpin oleh Komandan GPK Aliansi Tepi Barat, Pujianto alias Yanto Pethuk, didampingi sejumlah tokoh seperti Gus Syarif, Ahmad Sholihudin, Hery Prihandoko (Cak Hery), serta Ketua GPK Wilayah Borobudur Jimmy. Mereka diterima langsung oleh Kabag Ops Polresta Magelang, Kompol Eko Mardianto, S.H., M.A.P., Kasat Intelkam Kompol R. Sudarto, S.H., serta Ps. Kasihumas Iptu Lilik Purwaka, S.Psi.

GPK: “Kami Tidak Akan Diam!”

Dalam pertemuan tersebut, Yanto Pethuk menyampaikan keresahan masyarakat atas berbagai kasus kekerasan seksual yang menimpa santriwati di beberapa pondok pesantren. Ia mendesak kepolisian agar menangani kasus ini dengan lebih tegas dan transparan.

“Kami tidak akan diam! Kasus kekerasan seksual di lingkungan pondok pesantren harus menjadi perhatian serius. Kami tidak ingin ada lagi korban yang menderita karena lemahnya pengawasan dan penegakan hukum,” tegas Yanto Pethuk.

Ia menyoroti kasus K.H. Achmad Labib Asrori, yang baru saja diputus bersalah pada 3 Februari lalu di Pengadilan Negeri Mungkid. Menurutnya, masih ada beberapa kasus serupa yang belum terungkap, termasuk yang baru saja dilaporkan di Kecamatan Windusari.

“Kami ingin kepolisian lebih proaktif, tidak hanya menunggu laporan. Lakukan penyelidikan, awasi, dan pastikan kasus-kasus ini tidak tenggelam begitu saja!” lanjutnya.

Peredaran Miras dan Tawuran Remaja Jadi Sorotan

Selain isu kekerasan seksual, GPK juga menyoroti semakin bebasnya peredaran miras di wilayah Magelang, yang dianggap menjadi pemicu utama meningkatnya kenakalan remaja. Tawuran antar pelajar yang kerap terjadi, bahkan melibatkan senjata tajam, juga menjadi perhatian utama.

“Kami melihat masih banyak toko yang menjual miras secara ilegal. Ini harus diberantas! Jangan sampai generasi muda kita hancur karena minuman keras dan kriminalitas,” kata Yanto Pethuk.

Menanggapi berbagai masukan tersebut, Kabag Ops Polresta Magelang, Kompol Eko Mardianto, menyampaikan apresiasi atas kepedulian GPK dan berjanji akan meneruskan aspirasi mereka kepada Kapolresta Magelang.

“Kami sangat menghargai partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan. Semua masukan ini akan menjadi bahan evaluasi kami untuk meningkatkan kinerja kepolisian,” ujarnya.

Audiensi ini menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antara masyarakat dan kepolisian dalam menciptakan Magelang yang lebih aman dan bermartabat. GPK menegaskan akan terus mengawal kasus-kasus ini hingga ada tindakan nyata dari aparat penegak hukum.**

 

Pos terkait