Beritabaru.com.HAL — SEL – Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Tameng Perjuangan Rakyat Anti Korupsi (Tamperak) Kabupaten Halmahera Selatan, Latif Al Argam Maruapey, Putra Ambon Asal dari Desa Mowae Kecamatan Salahutu kabupaten maluku tengah mengeluarkan seruan penting kepada masyarakat Maluku, khususnya kepada Basudara di Negeri Tulehu dan Negeri Tial. Dalam pernyataannya, Latif mengajak semua pihak untuk tetap menjaga hubungan harmonis yang telah diwariskan oleh para leluhur dan tidak mudah terprovokasi oleh oknum-oknum yang ingin memecah belah persaudaraan 1/5/2025
“Harus laeng lia laeng,” ujar Latif yang sering di sapa EKAN di desa Mowae menggunakan ungkapan lokal yang bermakna “kita harus saling menjaga, saling melindungi satu sama lain.” Kalimat ini bukan sekadar himbauan, melainkan bentuk peringatan akan pentingnya rasa persaudaraan dan kebersamaan yang selama ini menjadi fondasi kuat masyarakat Maluku, khususnya antara Negeri Tulehu dan Negeri Tial yang memiliki sejarah panjang dalam menjalin tali silaturahmi.
Ekan menyampaikan keprihatinannya atas munculnya dinamika sosial yang bisa mengarah pada perpecahan. Menurutnya, provokator yang datang dengan niat jahat kerap memanfaatkan situasi kecil untuk memperbesar masalah dan mengganggu kestabilan sosial masyarakat. Ia menegaskan bahwa masyarakat harus cerdas menyaring informasi dan tidak mudah terpancing oleh isu-isu yang belum jelas kebenarannya.
“Basudara di Tulehu dan Tial harus menjadi contoh bagi daerah lain dalam menjaga keharmonisan dan kerukunan. Kita sudah terlalu banyak belajar dari masa lalu, sudah cukup luka dan air mata yang kita rasakan karena konflik. Jangan biarkan kejadian serupa terulang hanya karena kita lengah,” tegas Ekan.
Ia juga menambahkan bahwa menjaga hubungan baik antarwarga bukan hanya tanggung jawab aparat atau tokoh masyarakat, tetapi tanggung jawab bersama. Setiap individu memiliki peran penting dalam membangun dan mempertahankan suasana damai, terutama generasi muda yang akan menjadi penerus nilai-nilai luhur Maluku.
Selain itu, Ekan mengingatkan pentingnya peran media sosial yang sering kali menjadi alat penyebaran informasi tanpa filter. Ia menghimbau agar masyarakat lebih bijak dalam menggunakan platform digital. “Jangan jadi bagian dari penyebar kebencian. Jadilah agen perdamaian dan pemersatu,” katanya.
Ia juga meminta kepada tokoh agama, adat, dan pemuda untuk turun tangan langsung dalam meredam potensi konflik. Menurutnya, kekuatan kultural dan spiritual masyarakat Maluku adalah modal besar dalam menciptakan perdamaian yang berkelanjutan.
“Jangan biarkan oknum luar masuk dan mengadu domba kita. Ingat pesan leluhur: kita ini satu gandong, satu rasa, satu hati. Beda pendapat itu biasa, tapi jangan sampai kita terpecah. Persatuan itu harga mati,” pungkasnya.
Seruan ini datang di tengah situasi sosial yang memerlukan perhatian dan kehati-hatian ekstra dari semua pihak. Masyarakat Tulehu dan Tial diharapkan dapat menjadi pelopor kedamaian, menunjukkan bahwa nilai-nilai kekerabatan dan persaudaraan masih hidup dan kuat di tengah-tengah modernisasi dan tantangan zaman. (LM.Tahapary)