Tersentuh Derita Nenek Jawiah, Polres Bulukumba Turun Tangan: “Kami Tak Akan Biarkan Ibu Tinggal di Rumah yang Hampir Runtuh”

Dari Air Mata ke Aksi Nyata: Polisi Bangun Kembali Rumah Nenek Renta

Bulukumba Ada air mata haru yang mengalir di sudut Kelurahan Ela-Ela, Kecamatan Ujung Bulu. Seorang nenek renta bernama Jawiah (75 tahun) harus menjalani hari-harinya dalam kesunyian dan derita, tinggal di rumah panggung yang nyaris roboh, sendiri, tanpa pendamping hidup, dan tanpa daya karena stroke ringan yang menggerogoti tubuhnya.

Rumah yang seharusnya menjadi tempat beristirahat, justru berubah menjadi ancaman. Tiang-tiang penyangganya sudah lapuk dan patah, atapnya bolong di sana-sini, dan ketika hujan turun, air langsung membasahi ruang tamu hingga tempat tidurnya. Hidupnya kini bergantung pada uluran kasih dari tetangga dan kerabat yang sesekali menjenguk.

Namun takdir berkata lain. Derita Nenek Jawiah ternyata menggugah hati Kapolres Bulukumba AKBP Restu Wijayanto, S.I.K., yang mendengar kabar kondisi memprihatinkan itu dari warga. Tak ingin hanya menjadi penonton penderitaan, Kapolres bersama Wakapolres Kompol Syafaruddin, S.H. serta jajaran pejabat utama Polres Bulukumba langsung turun ke lokasi pada Selasa, 24 Juni 2025.

Pemandangan memilukan menyambut mereka. Rumah tua yang nyaris rata dengan tanah, dan di baliknya, sosok perempuan renta yang hanya bisa pasrah.

 

“Kami dari Polres Bulukumba tidak akan tinggal diam. Rumah ini sudah tidak layak, dan kami khawatir akan roboh kapan saja. Kami mohon izin kepada Ibu, kami ingin membantu memperbaikinya. Ibu berhak hidup dengan aman dan tenang,” ujar Kapolres dengan nada tulus, menatap wajah lemah Nenek Jawiah.

Suasana pun hening sejenak. Nenek Jawiah, dengan mata berkaca-kaca, menggenggam tangan Kapolres.

 

“Nak… terima kasih. Saya tidak sangka akan ada yang peduli. Semoga Tuhan membalas semua kebaikan kalian,” ucapnya lirih, suara gemetar menahan haru.

Polres Bulukumba pun langsung menggerakkan tim dan berkoordinasi dengan pemerintah setempat serta para tukang untuk segera memulai renovasi. Tak hanya itu, kebutuhan dasar harian Nenek Jawiah juga menjadi perhatian utama selama proses berlangsung.

Aksi kemanusiaan ini bukan sekadar program sosial jelang Hari Bhayangkara ke-79. Ini adalah bukti nyata bahwa Polri hadir bukan hanya sebagai penjaga hukum, tetapi juga sebagai pelindung hati nurani rakyat..

Pos terkait