Kunjungan Strategis BNPB dan Gubernur Maluku Utara ke Halmahera Selatan: Dorong Akselerasi Penanggulangan Bencana Berbasis Komunitas dan Teknologi

HALMAHERA SELATAN – Komitmen nasional terhadap penguatan penanggulangan bencana di wilayah rawan kembali ditegaskan melalui kunjungan kerja penting Deputi Penanganan Darurat BNPB bersama Gubernur Maluku Utara, KH. Abdul Gani Kasuba, ke Kabupaten Halmahera Selatan pada Senin (30/6/2025).

Kunjungan ini bukan sekadar seremoni, melainkan langkah konkret negara menjemput kebutuhan masyarakat di daerah yang kerap diterpa gempa bumi, potensi tsunami, dan letusan gunung api. Rombongan mendarat di Bandara Oesman Sadik dan disambut langsung oleh Bupati Halmahera Selatan Hasan Ali Basam Kasuba, bersama Forkopimda, termasuk Kapolres AKBP Hendra Gunawan dan Dandim 1509/Labuha.

Dalam sambutannya, Bupati menekankan pentingnya sinergi lintas lembaga dalam membangun daerah yang tangguh bencana. “Halmahera Selatan berada di garis depan ancaman bencana geologi. Kehadiran BNPB dan Gubernur bukan hanya bentuk dukungan moral, tapi juga dorongan nyata agar kami terus memperkuat kapasitas mitigasi,” ujar Bupati.

BNPB: Dari Responsif ke Preventif

Deputi BNPB menegaskan pergeseran paradigma penanggulangan bencana, dari responsif ke preventif. Ia menyoroti pentingnya early warning system yang efektif, pelatihan relawan desa tangguh, hingga pendekatan berbasis kearifan lokal yang dinilai cocok untuk wilayah Halmahera Selatan.

“BNPB tidak hanya datang saat bencana melanda. Kami hadir untuk membangun kesiapsiagaan dan kesadaran kolektif masyarakat. Halmahera Selatan bisa menjadi role model nasional jika potensi lokalnya dioptimalkan,” tegas Deputi.

Gubernur: Siap Kucurkan Anggaran Khusus Mitigasi

Dalam arahannya, Gubernur KH. Abdul Gani Kasuba menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Maluku Utara akan mengalokasikan anggaran khusus untuk penguatan mitigasi bencana di kawasan pesisir dan kepulauan. Fokus program akan mencakup infrastruktur evakuasi, pelatihan terpadu lintas sektor, hingga pembangunan jalur logistik darurat di daerah rawan.

“Kita tidak boleh bermain-main dalam urusan nyawa. Kesiapan menghadapi bencana harus menjadi budaya baru masyarakat Maluku Utara,” kata Gubernur dengan nada tegas.

Kunjungan Lapangan dan Aspirasi Warga

Rombongan kemudian melakukan peninjauan langsung ke Desa Jiko dan Desa Panamboang—dua lokasi yang sempat terdampak gempa baru-baru ini. Mereka mengecek kesiapan posko siaga, fasilitas pengungsian, dan menyerap langsung aspirasi warga. Salah satu permintaan yang mencuat adalah ketersediaan logistik yang lebih cepat dan peningkatan jalur evakuasi.

Menanggapi hal itu, BNPB berkomitmen akan mempercepat distribusi bantuan serta menggelar asesmen kebutuhan lanjutan berbasis data lapangan. “Kita ingin bantuan bukan hanya cepat, tapi tepat sasaran,” ujar Deputi.

Inovasi: MoU Manajemen Bencana Digital dan Simulasi Massal

Salah satu momentum penting dalam kunjungan ini adalah penandatanganan nota kesepahaman antara Pemkab Halmahera Selatan dan BNPB. Fokus kerja sama ini adalah penguatan sistem manajemen bencana berbasis teknologi informasi dan pelibatan komunitas akar rumput.

Tak hanya itu, ratusan siswa dan warga juga ikut dalam simulasi evakuasi gempa dan tsunami yang digelar BPBD. Simulasi ini dinilai krusial dalam menanamkan refleks tanggap darurat sejak dini.

Apel Siaga: Simbol Kesiapan dan Kolaborasi

Sebagai penutup, apel siaga digelar di lapangan utama Labuha, diikuti personel gabungan TNI-Polri, BPBD, Tagana, Satpol PP, dan relawan lintas ormas. Dalam apel tersebut, Gubernur memberikan penghargaan atas dedikasi para petugas dan relawan yang menjadi garda depan dalam setiap kondisi darurat.

Tonggak Komitmen Baru

Kunjungan ini menjadi lebih dari sekadar seremoni. Ini adalah tonggak komitmen baru, momentum strategis memperkuat kolaborasi pusat dan daerah dalam membangun Halmahera Selatan sebagai kabupaten tangguh bencana—berbasis teknologi, komunitas, dan kemanusiaan.

 

Pewarta:H.Yasin Ali

Pos terkait