JAKARTA SELATAN – Tawa riang, sorak sorai, dan wajah polos penuh semangat mewarnai Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Pesona di Manggarai, Jakarta Selatan, Rabu (23/7). Dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional 2025, Direktorat Tindak Pidana PPA-PPO Bareskrim Polri menggelar kegiatan interaktif penuh warna, bukan sekadar hiburan, tapi juga pelajaran hidup yang melekat di hati anak-anak.
Dibalik balon warna-warni dan permainan seru, ada pesan mendalam: anak-anak berhak merasa aman, didengar, dan dicintai. Lewat dongeng inspiratif, lomba edukatif, hingga sesi curhat ringan yang dipandu psikolog, anak-anak diajak mengenali hak-hak mereka—termasuk hak untuk berkata “tidak” saat merasa tidak nyaman atau terancam.
“Kami ingin anak-anak tahu, suara mereka penting. Mereka boleh berbicara, boleh marah, boleh menolak. Ini tentang keberanian jadi diri sendiri,” ujar seorang perwira dari Direktorat PPA-PPO.
Tak hanya anak-anak, kegiatan ini juga menyentuh hati para orang tua dan masyarakat. Mereka diajak membuka mata, bahwa perlindungan anak bukan hanya soal hukum, tapi soal cinta, kepekaan, dan kehadiran orang dewasa yang peduli.
Salah satu peserta, Alia (10), mengaku senang. “Tadi aku main game soal hak anak, terus ada yang cerita soal berani ngomong kalau diganggu. Aku jadi tahu harus bilang ke siapa kalau ada yang jahat,” ucapnya polos.
Hari itu, RPTRA Pesona bukan sekadar tempat bermain—melainkan simbol harapan, bahwa setiap anak berhak tumbuh dalam lingkungan yang aman, ramah, dan penuh dukungan.
Hari Anak Nasional bukan hanya seremonial. Ini adalah panggilan hati. Karena setiap tawa anak adalah janji masa depan bangsa.***@red.
Humas:Polri