Jeritan Hati Sopir Truk, Pungli Menggerogoti Perekonomian

Opini: Di jalan raya, berseliweran truk-truk besar yang mengangkut barang kebutuhan sehari-hari. Di balik kemudi, terdapat para sopir truk, tulang punggung perekonomian negara. Mereka adalah pahlawan jalanan yang seringkali terlupakan, yang kerja kerasnya tak pernah lelah menghubungkan produsen dan konsumen. Namun, di tengah dedikasi mereka yang tinggi, terdapat realita pahit yang terus menerus menggerogoti kehidupan mereka: pungli yang merajalela di mana-mana.

Ungkapan “Kami penggerak ekonomi, tapi pungli di mana-mana,” bukanlah sekadar keluhan, melainkan jeritan hati yang perlu didengar. Ini adalah gambaran nyata betapa berat beban yang dipikul para sopir truk. Mereka bukan hanya berjuang melawan kelelahan fisik dan mental, tetapi juga melawan praktik-praktik koruptif yang merampas penghasilan mereka. Bayangkan, di tengah harga BBM yang fluktuatif dan biaya operasional yang tinggi, mereka masih harus menghadapi pungli di setiap pos pemeriksaan, di setiap titik rawan. Keuntungan yang didapat semakin menipis, bahkan tak jarang mereka harus merugi.

Dampak pungli ini sangat luas. Bukan hanya merugikan para sopir secara ekonomi, tetapi juga berdampak pada harga barang yang akhirnya ditanggung oleh konsumen. Siklus ekonomi terganggu, dan kesejahteraan masyarakat terancam. Pungli juga menciptakan rasa ketidakadilan dan ketidakpercayaan antara masyarakat dan aparat penegak hukum.

Pemerintah dan aparat penegak hukum harus bertindak tegas untuk memberantas pungli. Bukan hanya dengan operasi sesekali, tetapi dengan sistem yang terintegrasi dan berkelanjutan. Transparansi dan akuntabilitas menjadi kunci penting dalam mencegah praktik pungli. Selain itu, perlu juga ada peningkatan infrastruktur jalan dan kebijakan yang berpihak pada para sopir truk, agar mereka dapat bekerja dengan lebih nyaman dan aman.

Para sopir truk adalah pahlawan jalanan yang layak mendapatkan penghormatan dan perlindungan. Mereka berhak mendapatkan penghasilan yang layak dan rasa aman dalam menjalankan profesi mereka. Mari kita bersama-sama menciptakan lingkungan yang adil dan bebas dari pungli, agar para sopir truk dapat berkontribusi sepenuhnya dalam pembangunan ekonomi negara. Jeritan hati mereka harus menjadi pengingat bagi kita semua untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik.

Kaltim, 2 Agustus 2025

Penulis: Muh. Yunus

Pos terkait