Penambangan Batu Gajah di Bulukumba: Minim PAD, Rusak Infrastruktur, dan Ancam Keselamatan Warga

Beritabaru.com.Bulukumba —Aktivitas penambangan batu gajah yang telah berlangsung selama bertahun-tahun di Kabupaten Bulukumba ternyata tidak sebanding dengan kontribusinya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD). Alih-alih membawa dampak ekonomi yang signifikan, penambangan batu dan galian C di wilayah ini justru menghadirkan masalah baru, mulai dari kerusakan infrastruktur hingga ancaman serius terhadap keselamatan warga.

Menurut Udin Karim, sejumlah laporan menunjukkan bahwa banyak penambangan di Bulukumba dilakukan secara ilegal, tanpa izin resmi. Meski demikian, penambangan galian C terus menjamur di hampir setiap kecamatan. Ironisnya, di tengah gencarnya upaya pembangunan di Bulukumba, masalah penambangan liar ini kian meresahkan karena diduga tidak memiliki izin dari pemerintah provinsi.

Mirisnya, meski aktivitas penambangan ini masif, kontribusinya terhadap PAD terbilang minim. Kondisi ini menjadi sorotan berbagai pihak, terlebih dengan semakin parahnya kerusakan fasilitas publik di sekitar lokasi tambang. Salah satu contohnya adalah kerusakan parah pada dekker di Bodo, Desa Seppang, akibat sering dilalui alat berat. Hingga saat ini, belum ada tindakan dari pihak terkait atau kontraktor untuk memperbaiki kerusakan tersebut.

**Warga Berjuang Sendiri**

Kepala Dusun Mattirowalie mengungkapkan, “Kami sudah sepakat untuk memperbaiki dekker ini secara swadaya, bahkan Pak Desa telah memberikan bantuan dana. Namun, belum sempat diperbaiki, dekker itu kembali rusak. Kontraktor hanya berjanji akan memperbaiki setelah pekerjaan selesai, tapi sampai sekarang mereka menghilang begitu saja,” ujarnya dengan nada kecewa.

Kondisi ini membuat warga setempat harus berjuang sendiri. Mereka tidak hanya harus menghadapi kerusakan infrastruktur, tetapi juga menghadapi risiko keselamatan di jalan raya yang semakin memburuk.

**Ancaman Keselamatan Pengguna Jalan**

Selain infrastruktur yang rusak, keberadaan truk pengangkut batu gajah juga memperburuk keadaan. Seorang warga yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa truk-truk tersebut kerap melintasi jalan provinsi tanpa memperhatikan keselamatan. “Mobil-mobil itu menyebabkan jalan dipenuhi debu, dan para sopir sering kali tidak menggunakan alat keselamatan. Ini sangat berbahaya, terutama ketika mereka melintasi area yang ramai,” keluhnya.

Situasi ini jelas memprihatinkan. Di satu sisi, Bulukumba terus berkembang, namun di sisi lain, pembangunan ini justru menciptakan masalah baru yang merugikan masyarakat.

**Butuh Tindakan Tegas**

Masyarakat kini berharap pemerintah daerah dan pihak terkait dan aparat penegak hukum(APH) polres Bulukumba agar segera mengambil tindakan tegas, jangan tutup mata fan telinga terhadap penambangan ilegal yang merusak lingkungan dan infrastruktur. Tanpa adanya regulasi yang jelas serta penegakan hukum yang kuat, masalah ini akan terus berlanjut dan semakin membebani warga Bulukumba.

 

Pewarta: Akbar

Pos terkait