Bulukumba – Kabupaten Bulukumba kian diperhitungkan sebagai magnet investasi baru di Sulawesi Selatan. Berdasarkan data DPMPTSP Sulsel, sepanjang semester I 2025, Bulukumba berhasil menggaet investasi senilai Rp233,2 miliar dari 210 proyek. Capaian ini mengantarkan Bulukumba berada di posisi keenam setelah Makassar, Luwu Timur, Luwu, Maros, dan Bantaeng.
Ketua Umum KADIN Bulukumba (Caretaker) sekaligus Wakil Ketua Umum KADIN Sulsel, Syafruddin Mualla, optimistis peringkat Bulukumba akan terdongkrak tahun depan.
“Tren investasi kita sangat positif. Dengan potensi maritim, pariwisata, pertanian, hingga perkebunan, saya yakin tahun depan Bulukumba bisa masuk lima besar daerah tujuan investasi di Sulsel,” tegasnya.
Salah satu strategi yang disiapkan adalah Forum Investasi & OVOI Bulukumba yang akan digelar akhir bulan depan. Forum ini diproyeksikan jadi ajang kolaborasi besar-besaran antara investor, pelaku industri, asosiasi bisnis, Himbara, 136 kepala desa, 136 ketua koperasi, serta para ketua KADIN se-Sulsel. Bahkan, Ketua Umum KADIN Sulsel H.A. Iwan Darmawan Aras dijadwalkan hadir langsung.
“Kita ingin menyatukan modal, teknologi, dan jaringan usaha dalam satu wadah. Inilah momen penting bagi Bulukumba,” jelas Syafruddin.
Ia juga menilai kepemimpinan Bupati Andi Muchtar Ali Yusuf dan Wakil Bupati Andi Edy Manaf sangat visioner dan pro-investasi.
“Pak Bupati dan Wakil Bupati memberi ruang yang luas bagi hadirnya investor. Tujuannya jelas: mendorong pembangunan daerah sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Beberapa sektor unggulan yang tengah dilirik investor di Bulukumba antara lain:
Hotel bintang 3 dan 4 untuk mendukung arus wisatawan.
Kawasan perumahan modern terpadu bagi masyarakat dan pekerja industri.
Tambang legal dengan tata kelola baik.
Pabrik padi modern untuk meningkatkan nilai tambah pertanian.
Industri rumput laut modern, mengingat Bulukumba adalah salah satu sentra rumput laut terbesar di Sulsel.
Pabrik minyak kelapa modern (desiccated coconut) dengan prospek ekspor tinggi.
Lebih jauh, Syafruddin menegaskan arah pembangunan investasi Bulukumba harus fokus pada industrialisasi dan hilirisasi.
“Produk kita jangan lagi dijual mentah. Saatnya diolah menjadi produk bernilai tambah tinggi agar membuka lapangan kerja, meningkatkan daya saing, dan menyejahterakan masyarakat,” tandasnya.
Dengan strategi tersebut, Bulukumba diyakini akan tumbuh sebagai poros investasi baru di pesisir selatan Sulawesi sekaligus motor pertumbuhan ekonomi Sulsel di masa depan.