“Cukup! Jangan Ulangi Luka 2006!” Warga Sinjai Ledek Rencana Tambang, Sebut Pemerintah Serakah dan Abai Keselamatan Rakyat

Sinjai – Sebuah video yang diunggah akun Facebook Hendra Azis Pella meledak di media sosial dan menyulut kemarahan publik. Dalam video yang diunggah ke grup Info Kejadian Kota Sinjai, Hendra menyuarakan keresahan sekaligus kemarahan warga terhadap wacana eksploitasi tambang yang kembali mengancam daerah mereka.

“Masyarakat Sinjai belum pulih dari trauma bencana 2006. Jangan serakah! Jangan bunuh rakyatmu sendiri dengan tambang!” teriak Hendra dalam video tersebut.

Bencana 2006 adalah luka kolektif. Sinjai lumpuh, nyawa melayang, dan ratusan rumah hancur akibat banjir bandang dan longsor. Kini, luka itu seolah hendak dikorek kembali oleh segelintir pihak yang hanya melihat tambang sebagai mesin uang, bukan ancaman.

“Tambang itu cara instan memperkaya elit, tapi jadi jalan cepat menghancurkan alam dan membunuh rakyat kecil. Ini kejahatan yang dibungkus legalitas!” tegasnya.

Hendra juga menyinggung sikap pemerintah daerah yang dianggap minim visi dan gagap dalam mencari solusi kreatif untuk meningkatkan PAD. Bukannya memperkuat sektor ekonomi hijau, mereka malah tergiur “cuan cepat” dari perut bumi Sinjai yang sudah rapuh.

“Kalau tidak bisa melindungi rakyat dan menjaga alam, mundur saja dari jabatan! Jangan jadikan tanah kelahiran kami ladang eksploitasi!” serunya dengan nada geram.

Dia pun mengajak masyarakat untuk bersatu menolak tambang, dan menuntut penghijauan yang nyata.

“Tanam kembali pohon-pohon yang benar! Ganti pinus dengan tanaman yang kuat mengikat tanah. Lindungi tanah ini demi masa depan anak cucu kita!”

 

Video ini langsung viral dan dibanjiri dukungan netizen. Komentar demi komentar menumpahkan kekesalan yang sama: tolak tambang, selamatkan Sinjai!

Rencana tambang di Sinjai bukan hanya soal ekonomi, tapi soal nyawa. Jika pemerintah tetap memaksakan, berarti mereka siap menanggung risiko darah dan bencana. Rakyat tidak akan diam.

Sinjai bukan ladang galian. Sinjai adalah tanah warisan yang wajib dijaga, bukan dijual!***@red.

 

 

 

Pos terkait