Gas Air Mata Hantam Pemukiman, Warga Mara:“Kami Rakyat, Bukan Musuh Negara!”

Jakarta – Malam mencekam di Kramat Soka, Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat (29/8/2025). Aparat yang seharusnya melindungi justru menebar teror. Gas air mata yang ditembakkan untuk membubarkan massa malah menghujani rumah-rumah warga.

Hasilnya? Balita pingsan, anak-anak meraung ketakutan, orang tua sesak napas, dan keluarga panik berhamburan keluar rumah. Warga yang tidak tahu-menahu soal demonstrasi dipaksa menelan penderitaan akibat arogansi aparat.

“Tolong katakan ke polisi, jangan asal tembak! Ini warga, bukan pendemo. Kasihan nenek-nenek, orang sakit, balita sampai pingsan. Banyak anak kecil juga kena gasnya,” jerit seorang warga dengan nada geram.

Suara rakyat malam itu menggema, penuh amarah. Mereka merasa diperlakukan seperti musuh, bukan sebagai warga negara. Gas air mata yang menyasar pemukiman menjadi simbol kebutaan aparat: tak bisa bedakan mana rakyat, mana demonstran.

“Kalau aparat tembak sembarangan, itu bukan lagi pengamanan. Itu penganiayaan massal terhadap rakyat kecil!” ucap seorang bapak dengan nada keras.

Insiden ini menampar wajah pemerintah. Alih-alih menenangkan situasi, aparat justru memperluas luka sosial: rakyat semakin kehilangan kepercayaan, aparat semakin dianggap alat represi.***@red.

Pos terkait