Beritabaru.com.Kendari – Tangis duka membanjiri rumah keluarga Dedi Wahyudin (54), sopir angkutan umum asal Konawe, yang mengembuskan napas terakhirnya pada Senin pagi, 5 Mei 2025. Dedi tak sekadar pergi sebagai korban kekerasan, ia pergi sebagai lambang kebaikan yang dikhianati dengan kejam.
Tiga hari lamanya Dedi berjuang menahan perih akibat luka tusukan di dada dan perutnya, sebelum akhirnya nyawanya tak tertolong. Ironisnya, luka itu bukan hasil kecelakaan atau kesalahannya sendiri, melainkan balasan atas kebaikan yang pernah ia ulurkan. Pelaku penusukan diduga adalah penumpangnya sendiri, yang justru diberi tumpangan secara cuma-cuma oleh Dedi.
“Beliau orang baik, selalu menolong siapa saja. Tak kami sangka kebaikannya dibalas seperti ini,” ujar salah satu kerabat, menahan tangis.
Dedi dikenal luas sebagai sosok yang ringan tangan dan tak pernah pilih-pilih dalam membantu sesama. Hari itu, niat baiknya menjadi pintu maut. Polisi saat ini masih memburu pelaku yang kabur usai kejadian.
Kepergian Dedi menyisakan duka mendalam bagi keluarga, istri, dan ketiga anaknya. Doa terus mengalir agar almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya.
Selamat jalan, Pak Dedi. Surga tempatmu. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan keikhlasan.***