Lampu Taman di Lapangan Bola Desa Babang Sudah Enam Bulan Mati Total, Warga Keluhkan Pembiaran

HAL-SEL – Berdasarkan pantauan langsung media ini pada Sabtu, 9 Agustus 2025, kondisi Lampu Taman yang berada di area Lapangan Bola Desa Babang, Kecamatan Bacan Timur, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara, masih dalam keadaan mati total. Parahnya, kondisi ini telah berlangsung selama enam bulan tanpa adanya perbaikan ataupun tindak lanjut dari pihak terkait.

Lampu taman yang sejatinya difungsikan untuk menerangi area lapangan pada malam hari itu kini hanya menjadi pajangan tidak berguna. Warga sekitar merasa kecewa dan kesal karena keberadaan lampu tersebut dinilai tidak memberikan manfaat sesuai tujuan awal pemasangannya. Alih-alih menerangi dan memperindah lingkungan, kini justru menciptakan kesan kumuh dan terbengkalai.

Menurut penuturan beberapa warga yang ditemui media ini di sekitar lokasi, lampu taman tersebut mulai tidak berfungsi sejak awal tahun ini. Hingga saat berita ini diturunkan, belum terlihat adanya upaya perbaikan baik dari Pemerintah Desa Babang maupun Pemerintah Kecamatan Bacan Timur.

“Kami heran kenapa bisa lampu taman yang katanya dianggarkan sampai ratusan juta ini dibiarkan mati begitu saja. Sudah enam bulan lebih lampunya tidak menyala. Kalau memang tidak mampu kelola, kenapa harus pasang dari awal?” ungkap salah satu warga dengan nada kesal.

Warga juga mempertanyakan transparansi penggunaan dana pengadaan lampu taman tersebut. Jika dana pengadaan mencapai ratusan juta rupiah seperti yang banyak disebut-sebut di tengah masyarakat, maka seharusnya sistem penerangan ini dapat difungsikan dengan baik dan dipelihara secara rutin. Hal ini menimbulkan pertanyaan besar di tengah masyarakat tentang sejauh mana pengawasan dan tanggung jawab pihak pemerintah desa serta dinas terkait dalam mengelola fasilitas umum tersebut.

Mereka berharap Camat Bacan Timur dan Kepala Desa Babang bisa segera turun tangan untuk menindaklanjuti masalah ini. Warga menganggap bahwa pembiaran seperti ini mencerminkan lemahnya perhatian pemerintah terhadap infrastruktur publik, terutama yang berada di tingkat desa.

Tak hanya itu, warga pun mengancam akan melaporkan langsung kepada Bupati Halmahera Selatan, Hasan Ali Basam Kasuba, apabila tidak ada tanggapan serius dari pejabat di tingkat desa dan kecamatan. Mereka menyatakan sudah cukup bersabar dan telah berulang kali menyuarakan keluhan ini melalui berbagai saluran, termasuk media sosial dan media online lokal. Namun, belum juga mendapat jawaban maupun solusi nyata.

“Kalau dalam waktu dekat belum juga diperbaiki, kami akan laporkan ke Pak Bupati. Kami juga siap gelar aksi kalau memang suara kami tetap diabaikan. Jangan sampai masyarakat kecil seperti kami dianggap tidak penting.

Permasalahan ini dinilai mencoreng wajah pembangunan di daerah, di mana proyek pengadaan fasilitas umum tidak disertai dengan pemeliharaan berkelanjutan. Sebuah proyek yang menghabiskan anggaran besar seyogianya tidak hanya dilaksanakan sebatas formalitas dan seremonial, tetapi benar-benar memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Masyarakat berharap agar kejadian ini menjadi perhatian serius bagi seluruh jajaran pemerintahan, mulai dari tingkat desa, kecamatan, hingga kabupaten. Transparansi penggunaan anggaran dan tanggung jawab pemeliharaan aset publik harus menjadi komitmen bersama demi terciptanya pembangunan yang berkelanjutan dan berpihak pada kepentingan rakyat (LM).

Pos terkait