Oknum Kepala Sekolah Diduga Menipu Kerabat: Uang Rp 500 Ribu Raib, WhatsApp Diblokir

Beritabaru.com.WAJO – Kepercayaan adalah hal yang mahal, terutama ketika dikhianati oleh seseorang yang seharusnya menjadi panutan. Seorang warga berinisial ARR di Kabupaten Wajo mengalami hal tak terduga setelah menyerahkan uang Rp 500.000 kepada seorang kepala sekolah yang masih memiliki hubungan keluarga dengannya.

Janji Manis Berujung Kekecewaan

Kisah ini bermula pada November 2024, ketika ARR meminta bantuan seorang kepala sekolah berinisial MZ untuk mengurus pemindahan datanya ke Sengkang. Dengan alasan biaya administrasi, MZ meminta uang sebesar Rp 500.000 dan meyakinkan korban bahwa proses akan berjalan lancar.

Namun, setelah uang diserahkan, janji tinggal janji. Hingga kini, tidak ada perkembangan terkait pemindahan data yang dijanjikan. Lebih mengecewakan lagi, setiap kali korban mencoba menghubungi MZ melalui WhatsApp, pesannya tak kunjung dibalas. Puncaknya, nomor korban malah diblokir tanpa alasan.

“Saya sudah menanyakan baik-baik lewat WhatsApp, tapi malah diblokir. Uangnya sudah saya serahkan, tetapi prosesnya tidak jelas. Kalau memang tidak bisa mengurus, kenapa tidak dikembalikan saja?” ujar ARR dengan nada kecewa.

Viral di Medsos, Warga Murka

Tidak ingin diam saja, ARR kemudian membagikan kisahnya di media sosial, khususnya di grup Facebook INFO SEPUTAR WAJO. Tak butuh waktu lama, unggahan itu menjadi viral dan menuai berbagai reaksi dari warganet.

“Sebagai kepala sekolah, seharusnya memberikan contoh yang baik, bukan malah menipu. Bagaimana mau mendidik murid kalau sikapnya seperti ini?” tulis seorang netizen.

Beberapa pengguna media sosial bahkan mengaku pernah mengalami kejadian serupa dengan oknum yang sama, membuat kemarahan publik semakin membesar.

Tuntutan Keadilan

Merasa dirugikan, ARR kini mendesak agar pihak berwenang mengambil tindakan tegas. Ia berharap uangnya dikembalikan dan ada sanksi bagi oknum tersebut agar tidak ada lagi korban lainnya.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak terkait belum memberikan tanggapan resmi. Media ini telah mencoba menghubungi oknum tersebut, tetapi belum mendapat respons.

Kisah ini menjadi pengingat bahwa kepercayaan adalah hal yang berharga dan tidak boleh disalahgunakan, terutama oleh mereka yang memiliki posisi dalam pelayanan publik. Jika tidak ada tindakan, bukan tidak mungkin kejadian serupa akan terus terulang.

Pos terkait