Rakyat Bangkit, Gedung Dibakar: Api di Makassar Bukan Sekedar Kebakaran Biasa

Makassar – Kota Daeng tak lagi sama. Jumat malam hingga Sabtu dini hari (29–30 Agustus 2025) menjadi titik balik sejarah! dua rumah rakyat, Gedung DPRD Sulsel di Jalan Urip Sumoharjo dan DPRD Kota Makassar di Jalan Pettarani, dan pos polisi hangus jadi abu. Bukan hanya bangunan yang terbakar, tapi simbol kepercayaan rakyat terhadap pemerintah ikut runtuh bersama puing-puingnya.

Ribuan pasang mata menyaksikan api menjilat dinding gedung peninggalan Orde Baru itu. Gedung yang seharusnya menjadi ruang aspirasi rakyat, kini tinggal arang. Demokrasi yang dibangun dengan keringat dan suara rakyat, seolah dikubur di balik asap pekat malam itu.

Lebih tragis, seorang staf di bidang kesejahteraan rakyat tewas mengenaskan setelah nekat melompat dari lantai empat gedung DPRD Kota. Seorang anggota Satpol PP juga dikabarkan meninggal dunia dalam kepanikan. Ini bukan sekadar kerusuhan, ini tragedi kemanusiaan.

Ironisnya, di tengah kobaran api, seribuan aparat keamanan hanya bisa berbaur dengan massa, seolah kehilangan arah. Mereka menyaksikan tanpa daya, amarah rakyat yang memuncak dan mengambil alih panggung sejarah. Malam itu, rakyat tak lagi sekedar penonton… mereka menjadi aktor utama.

Pertanyaan besar kini menggantung: berapa kerugian daerah? Miliaran rupiah mungkin bisa dihitung. Tapi berapa harga sebuah nyawa? Berapa nilai kepercayaan rakyat yang sudah terlanjur terbakar? Itulah yang tak bisa diganti oleh laporan keuangan atau audit pembangunan.

Makassar menyala, tapi jiwa Sulawesi Selatan sedang berkabung. Api mungkin padam, tapi luka sosial ini akan sulit disembuhkan. Tragedi ini adalah alarm keras: kekuasaan tanpa kepercayaan hanyalah bangunan kosong yang menunggu roboh, teriak parah massa aksi.

Sejarah telah menulis dengan tinta api. Semoga ini jadi pelajaran terakhir, bukan bab awal dari gelombang sejarah kelam berikutnya. Doa pun mengalir untuk para korban, keluarga yang ditinggalkan, dan seluruh rakyat Sulsel yang tengah berduka dalam gelap abu.***@red.

 

Pos terkait