Banggai Kepulauan – Ironi program makanan bergizi gratis mencuat di Sulawesi Tengah. Bukannya menyehatkan, ratusan pelajar justru dilarikan ke RSUD Trikora setelah mengalami gejala keracunan massal. Sebanyak 157 siswa SD, SMP, SMA, hingga SMK di Kecamatan Salakan, Kabupaten Banggai Kepulauan, tumbang usai menyantap makanan yang seharusnya “aman dan bergizi”.
Kabar ini meledak di Facebook dan memicu gelombang reaksi netizen, termasuk dari Trenggalek. Unggahan-unggahan yang viral menyorot keras lemahnya pengawasan pemerintah. “Anak-anak jadi korban percobaan makanan gratis,” tulis seorang pengguna, yang disambut puluhan komentar bernada marah dan kecewa.
Bupati Banggai Kepulauan memang langsung turun tangan, mengerahkan tenaga medis dan memastikan kondisi siswa kini berangsur pulih. Hingga saat ini, 80 siswa sudah dipulangkan dan pihak rumah sakit menegaskan tidak ada yang kritis. Namun, publik menilai langkah darurat ini tidak cukup.
Sorotan tajam dialamatkan pada pengawasan kualitas makanan. Bagaimana mungkin program yang diklaim demi generasi sehat justru melahirkan bencana kesehatan? Pertanyaan itu menggema di media sosial, menohok pemerintah daerah hingga pusat.
“Kalau begini, siapa yang tanggung jawab? Jangan sampai anak-anak dijadikan korban kelalaian,” tulis netizen lain dengan nada keras.
Kasus ini kini menjadi alarm keras: program bergizi gratis tanpa pengawasan ketat bisa berubah jadi ancaman massal.