Maros – Sosok Jastin (32), pria pengatur lalu lintas sukarela atau yang biasa disebut Pak Ogah, mendadak viral di media sosial. Aksinya yang tanpa pamrih membantu kelancaran lalu lintas di depan RSUD dr La Palaloi, Kabupaten Maros, menyentuh hati banyak orang, termasuk Bupati Maros, Chaidir Syam.
Momen mengharukan terjadi saat Bupati Chaidir secara langsung menyerahkan hadiah sepeda baru dan uang tunai kepada Jastin di lokasi tempatnya biasa membantu pengendara. Sepeda bermerk Coyote senilai Rp1,5 juta dan uang tunai Rp1 juta diberikan sebagai bentuk apresiasi atas ketulusan Jastin, Selasa 22 juli 2025.
“Saya sudah beberapa hari merencanakan untuk menemui Ahmad atau Jastin, tapi baru sempat hari ini karena ada tugas luar daerah,” ungkap Chaidir.
Menurut Chaidir, Jastin layak diberi penghargaan bukan karena jabatan atau status, melainkan karena aksi nyatanya membantu masyarakat secara ikhlas, termasuk saat membantu ambulans yang terjebak macet sepanjang 2 kilometer.
“Beliau bukan polisi, bukan petugas Dishub, tapi justru hadir ketika kita sangat membutuhkannya. Ini adalah contoh nyata bahwa kebaikan tidak perlu seragam,” ujarnya.
Setiap hari, Jastin berjalan kaki sejauh 1 kilometer dari tempat tinggal sementaranya di SDN 154 Inpres Tumalia menuju rumah sakit hanya untuk membantu kelancaran lalu lintas. Kini, dengan sepeda pemberian Bupati, ia bisa lebih mudah menjangkau lokasi tugasnya.
Momen penyerahan sepeda berlangsung penuh haru. Jastin, yang tak tahu-menahu kedatangan Chaidir, tampak terkejut dan berkaca-kaca.
“Saya sedang mengatur lalu lintas, tiba-tiba Pak Bupati datang dan kasih sepeda sama uang. Saya tidak menyangka sama sekali,” ujar Jastin.
Sudah tiga tahun Jastin menjalani peran sebagai Pak Ogah. Ia tak dibayar, hanya mengandalkan pemberian sukarela pengendara. Penghasilannya pun tidak menentu, sekitar Rp10 ribu hingga Rp15 ribu sehari. Namun ia tetap bersyukur, karena dari penghasilan itu ia bisa menghidupi istri dan dua anaknya.
“Saya bantu karena kasihan. Macet parah, apalagi kalau ambulans bawa orang sakit, kadang tidak bisa lewat,” kata Jastin.
Tak hanya mengatur lalu lintas, Jastin juga aktif menjaga lingkungan tempat tinggalnya di sekolah tempat ia dan keluarganya menumpang. Di sana, ia turut menjaga kebersihan dan keamanan sekolah, meski tanpa bayaran.
Sosok Jastin kini menjadi simbol ketulusan dan aksi nyata dari warga biasa yang mampu memberi dampak luar biasa bagi sekitar. Aksi kecil, tapi berarti besar.***@red.